WASPADA ! PANGKALPINANG DIINTAI 5 BAHAYA BENCANA ALAM INI
WASPADA ! PANGKALPINANG DIINTAI 5 BAHAYA BENCANA ALAM INI
Oleh : Rudi Burnama
Kota Pangkalpinang merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan 7 kecamatan dan 42 Kelurahan, secara geografis Kota Pangkalpinang memiliki luas wilayah 10.454 Ha² , dan secara morfologis Kota Pangkalpinang berbentuk cekung diamana pusat kota berada di dataran rendah , Kota Pangkalpinang terdapat aliran sungai, yaitu aliran sungai pedindang, aliran sungai rangkui, dan aliran sungai kulan sungai ini berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air hujan kota yang kemudian mengalir ke sungai batu rusa dan berakhir di laut cina Selatan, sehingga dengan keadaan morfologi dan geografis kota pangkalpinang rawan terhadap bahaya banjir.
Berdasarkan hasil kajian resiko bencana bahwa Kota Pangkalpinang memiliki bahaya, yaitu bahaya banjir, cuaca ekstrim, gelombang ekstrim dan abrasi, kebakaran hutan dan lahan. Serta bahaya kekeringan. Kota Pangkalpinang yang memiliki topografi datar dan berada di dataran rendah dimana berada di daerah aliran sungai sehingga menjadi daerah rawan terhadap bencana banjir, pada Tahun 2016 kota pangkalpinang mengalami banjir dengan jangkuan wilayah yang hampir mengenai seluruh kecamatan yang ada di Kota Pangkalpinang.
Untuk bahaya cuaca ekstrim berpotensi terjadi pada wilayah dengan lahan terbuka yang luas dan dataran landai berdasarkan dokumen kajian resiko bencana kota Pangkalpinang, potensi kecamatan yang mengalami bahaya cuaca ekstrim adalah kecamatan Gerunggang dengan potensi penduduk yang terpapar 20585 jiwa, namun tidak menutup kemungkinan daerah atau kecamatan yang lain dapat terpapar oleh bahaya cuca ekstrim ini, Sedangkan untuk bahaya Gelombang ekstrim dan Abrasi Pangkalpinang termasuk dalam klasifikasi sedang , gelombang ekstrim dan abrasi ini berpotensi diwilayah Kecamatan Bukit intan sepanjang garis Pantai Pasir Padi dengan perkiraan 85 jiwa penduduk yang terdampak.
Selanjutnya untuk bahaya kekeringan, kota Pangkalpinang pada tahun 2023 lalu, hampir seluruh kecamatan mengalami kekeringan yang mengakibatkan kurangnya pasokan air bersih, namun secara klasifikasi yang telah dilakukan, bahaya kekeringan di kota Pangkalpinang masih termasuk dalam klasifikasi rendah karena tidak menimbulkan kerugian secara fisik dan ekonomi,wargapun masih dapat mengatasi kekeringan ini terjadi pada saat perubahan iklim yang membuat hujan jarang turun, pemanasan secara global.Untuk bahaya kebakaran hutan dan lahan kota Pangkalpinang masih termasuk dalam kategori rendah, namun tidak mungkin juga dapat terjadi apabila kita tidak menjaga dan menaati peraturan bahwa untuk tidak bermain api, membakar sampah karena sepercik api dapat menimbulkan kejadian kebakaran yang dapat menghanguskan lahan/rumah.