BELAJAR DARI PENANGGULANGAN BENCANA DI JEPANG
BELAJAR DARI PENANGGULANGAN BENCANA DI JEPANG
BELAJAR
DARI PENANGGULANGAN BENCANA DI JEPANG
Oleh
Yuni Lestari S.Sos
Jepang, salah satu
negara di dunia yang seringkali mengalami kejadian bencana alam di wilayahnya.
Tercatat sepanjang 1 tahun terakhir telah terjadi 1.700 – 2.000 gempa bumi di
Jepang. Jepang menjadi salah satu negara yang kerapkali terjadi bencana
dikarenakan sama seperti dengan Indonesia, Jepang juga terletak di Kawasan
“lingkaran api” yang menyebabkan Jepang memiliki rentetan gunung dengan kondisi
rawan bencana, seperti erupsi, gempa bumi, dan tsunami. Dalam menghadapi
kondisi alam yang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadinya bencana, sama
halnya dengan Indonesia, Jepang pun melakukan berbagai tindakan sebagai bentuk
menanggulangi bencana yang rentan terjadi karena bagi Jepang, pengurangan
risiko bencana adalah investasi untuk kemajuan negara.
Salah satu tindakan yang secara
teratur dilakukan oleh Pemerintahan Jepang dalam melaksanakan penanggulangan
bencana yakni melakukan edukasi mitigasi bencana pada masyarakat. Kegiatan
mitigasi tersebut tidak hanya dilakukan untuk orang-orang dewasa saja, namun
tindakan tersebut dilakukan sejak Taman Kanak-Kanak hingga remaja mendapatkan
edukasi khusus bagi anak-anak. Selain itu, gedung-gedung sekolah di Jepang yang
lebih dari 1 lantai harus dilengkapi dengan rambu evakuasi yang dimengerti para
murid dalam melakukan evakuasi ketika sewaktu-waktu terjadinya bencana. Selain
memberikan edukasi dan simulasi kepada masyarakat, kegiatan tersebut juga
dilengkapi dengan disediakannya atau disiapkannya Emergency Kit yang
termasuk didalamnya jas hujan, senter, baju ganti, peluit, dan lainnya.
Selain melakukan edukasi mitigasi
bencana yang dilakukan kepada masyarakat umum bahkan sejak dini, beberapa cara
yang dilakukan Jepang dalam hal menanggulangi bencana yang kerapkali terjadi
yakni dengan memasang Sistem Peringatan Gempa melalui handphone. Karena
di Jepang sebagian besar bencana yang terjadi yakni Gempa Bumi, maka Pemerintah
Jepang memasang Sistem Peringatan Gempa terus untuk memberi waktu bagi
masyarakat yang berada di kawasan yang berpotensi terjadi untuk melakukan
evakuasi diri ke tempat yang lebih aman. Sistem tersebut memberikan peringatan
akan terjadi bencana melalui notifikasi peringatan yang disalurkan melalui handphone
yang memberikan waktu masyarakat untuk melakukan evakuasi diri.
Selain kedua hal tersebut, Jepang
juga bersiap dengan menerbitkan peraturan mengenai bangunan yang akan dibangun
di sekitar kawasan rawan bencana dengan
spesifikasi bangunan tersebut tahan gempa dengan jaminan tidak runtuh karena
gempa dalam 100 tahun dan tidak rusak dalam 10 tahun pembangunan. Tentunya
peraturan ini dibuat dan dilaksanakan dengan baik di kawasan-kawasan rawan
bencana. Siapapun yang melanggar peraturan ini tentunya akan memperoleh sanksi
yang berat.
Jepang belajar dari
kejadian-kejadian bencana yang menimpa negaranya dengan terus melakukan
mitigasi bencana untuk meminimalisirkan kerugian ataupun korban jiwa akibat
bencana. Hal ini tentunya dilengkapi dengan penelitian dan pengembangan dalam
menanggulangi bencana di daerah-daerah rawan bencana. Belajar dari
penanggulangan bencana di Jepang, tentunya memaksimalkan pelaksanaan kegiatan
pada fase pra-bencana (sebelum terjadinya bencana) akan sangat berpengaruh
besar dalam meminimalisir korban jiwa, kerusakan, maupun kerugian
akibat bencana.