PERAN SEKOLAH MADRASAH AMAN BENCANA (SMAB) DALAM MENEKAN KORBAN BENCANA

PERAN SEKOLAH MADRASAH AMAN BENCANA (SMAB) DALAM MENEKAN KORBAN BENCANA

Bagikan


Posted


Informasi

Artikel
Selasa, 03 Desember 2024

PERAN SEKOLAH MADRASAH AMAN BENCANA (SMAB) DALAM MENEKAN KORBAN BENCANA

Peran Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB) dalam Menekan Korban Bencana

By: Yuni Lestari S.Sos

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat risiko bencana yang tinggi, seperti gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, tanah longsor, dan tsunami. Dengan kondisi geografis tersebut, keselamatan dan perlindungan terhadap masyarakat, termasuk di lingkungan sekolah, menjadi hal yang sangat penting. Salah satu program yang diinisiasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan terhadap bencana adalah Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB).

SMAB berperan penting dalam meminimalisir korban bencana, terutama di lingkungan sekolah dan madrasah. Program ini tidak hanya mengedepankan kesiapsiagaan fisik berupa infrastruktur yang aman, tetapi juga mencakup pembentukan budaya sadar bencana di kalangan siswa, guru, serta seluruh civitas akademika. Dengan demikian, SMAB berkontribusi besar dalam menciptakan ekosistem sekolah yang lebih aman dan siap menghadapi ancaman bencana.

Pentingnya SMAB dalam Penanganan Bencana

Sekolah dan madrasah merupakan tempat berkumpulnya banyak orang, terutama siswa yang masih berada dalam usia anak-anak dan remaja. Dalam situasi darurat bencana, mereka merupakan kelompok yang rentan dan membutuhkan perlindungan lebih. Oleh karena itu, pengelolaan risiko bencana di sekolah menjadi bagian integral dari upaya pengurangan risiko bencana secara keseluruhan.

Tujuan utama SMAB adalah memastikan keselamatan seluruh warga sekolah melalui beberapa strategi, antara lain:

  1. Meningkatkan Kesiapsiagaan Siswa dan Guru

Salah satu komponen utama dari program SMAB adalah memberikan pendidikan dan pelatihan kepada siswa, guru, dan staf sekolah mengenai mitigasi dan penanggulangan bencana. Pelatihan ini meliputi cara evakuasi yang benar, identifikasi jalur penyelamatan, serta penggunaan alat-alat keselamatan seperti pemadam kebakaran dan alat pertolongan pertama. Dengan pelatihan ini, siswa dan guru memiliki pengetahuan yang cukup untuk merespons situasi darurat dengan cepat dan terarah, sehingga dapat meminimalisir korban cedera dan korban jiwa saat terjadi bencana.

  1. Pembentukan Tim Tanggap Darurat di Sekolah

Di bawah program SMAB, sekolah juga diharapkan memiliki tim tanggap darurat yang terdiri dari siswa dan guru yang telah dilatih khusus untuk menghadapi bencana. Tim ini berfungsi sebagai garda terdepan dalam memastikan prosedur evakuasi berjalan dengan lancar dan membantu menenangkan warga sekolah lainnya. Dengan adanya tim tanggap darurat, proses penyelamatan dan perlindungan terhadap siswa menjadi lebih terorganisir.

  1. Pengembangan Infrastruktur yang Tangguh Bencana

Selain aspek pelatihan, program SMAB juga fokus pada penguatan infrastruktur sekolah agar aman dari ancaman bencana seperti gempa bumi dan banjir. Sekolah yang terlibat dalam program ini akan didorong untuk melakukan penilaian terhadap kondisi bangunan, membuat jalur evakuasi yang jelas, dan memastikan bahwa fasilitas yang ada dapat digunakan sebagai tempat perlindungan sementara. Infrastruktur yang baik dapat menekan risiko keruntuhan bangunan saat bencana terjadi, sehingga dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.

  1. Integrasi Pendidikan Kebencanaan dalam Kurikulum

Salah satu pendekatan unik dari SMAB adalah memasukkan materi terkait kebencanaan dalam kegiatan belajar mengajar. Materi ini diajarkan dengan cara yang menarik, seperti melalui permainan edukatif, drama, simulasi bencana, dan diskusi kelompok.
Dengan mengintegrasikan pendidikan kebencanaan dalam kurikulum, siswa akan terbiasa dengan konsep dan prosedur penyelamatan, serta mengembangkan sikap waspada yang tinggi. Hal ini sangat penting untuk membentuk generasi yang tanggap dan tangguh terhadap ancaman bencana di masa depan.

Dampak Positif SMAB dalam Menekan Korban Bencana

Implementasi program Sekolah Madrasah Aman Bencana telah terbukti memberikan dampak positif dalam menekan jumlah korban bencana di beberapa wilayah rawan di Indonesia. Misalnya, dalam kejadian gempa bumi di Lombok pada tahun 2018, sekolah-sekolah yang telah mengikuti program SMAB mampu melakukan evakuasi dengan cepat dan minim korban, berkat pelatihan dan simulasi yang rutin dilakukan.

Selain itu, SMAB juga berperan dalam memberikan pemahaman kepada komunitas sekitar sekolah, karena program ini mendorong keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan edukasi kebencanaan. Dengan demikian, tercipta jejaring perlindungan yang lebih luas, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di luar sekolah, yang secara signifikan mengurangi potensi korban jiwa saat terjadi bencana.

Tantangan dalam Implementasi SMAB

Meskipun program ini memiliki banyak manfaat, implementasi SMAB di lapangan masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti:

  1. Keterbatasan Dana dan Fasilitas

Pembangunan infrastruktur tahan bencana dan pelatihan berkala memerlukan biaya yang tidak sedikit. Banyak sekolah, terutama di daerah terpencil, masih mengalami keterbatasan anggaran untuk mengimplementasikan program ini secara penuh.

  1. Keterbatasan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Tidak semua guru dan tenaga pendidik memiliki pemahaman yang cukup mengenai pengelolaan risiko bencana. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan yang lebih intensif untuk memastikan bahwa semua tenaga pendidik mampu menjalankan program ini dengan baik.

  1. Keterlibatan Masyarakat yang Masih Rendah

Program SMAB yang ideal seharusnya melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk orang tua dan masyarakat sekitar. Namun, partisipasi masyarakat dalam mendukung sekolah aman bencana masih perlu ditingkatkan agar keberlanjutan program dapat terjamin.

Peran Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB) sangat penting dalam menekan korban bencana di lingkungan sekolah. Dengan kesiapsiagaan yang baik, infrastruktur yang tangguh, serta integrasi pendidikan kebencanaan yang memadai, program ini berpotensi besar untuk menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak negatif bencana. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat, sangat diperlukan untuk mewujudkan sekolah-sekolah yang aman dan tangguh terhadap bencana di seluruh Indonesia.